Thursday, March 29, 2007

Spiderman

Reading of a person with 60% disability and vertigo as the most powerful solo climber [http://www.alainrobert.com/en/identite.htm] is a punch to my face this morning. There should be no physical limit, Alain Robert flicks his everyday. I respect the man with his message.

Tuesday, March 27, 2007

Landed on my behind

Right until this moment, I've never been thrown and had to land on my behind.

I still have not that experience yet, but now I have a pretty good idea how it should feel.

Friday, March 23, 2007

Hard work

Aku seringkali diprotes perihal waktu dan jumlah tidurku oleh orang-orang yang paling kusayangi. Yang aku ingin mereka pahami adalah ini bukanlah atas dasar preferensi, namun keharusan. Aku tidak lagi percaya akan bakatku, sehingga aku hanya punya usaha. Kalau membaca satu kali tidak cukup untukku memenuhi kebutuhan, aku hanya akan membaca empat kali. Kalau satu buku tidak membantuku mencapai tujuanku, mungkin tiga buku akan berhasil. Aku tidak menolak tidur, tapi aku hanya akan tidur karena aku harus. Lebih mudah bagiku untuk memandang diriku sebagai seseorang yang serba kekurangan, sehingga emosi yang pertama yang kumiliki terhadap sesuatu yang baru adalah passion.

Aku melihat diriku kurang fokus. Disamping melatih kemampuan ini, aku mengisi kekuranganku dengan kemampuan untuk berpindah-pindah fokus dan menjaga perhatian pada keseluruhan fokus itu pada gambaran umum.

Terakhir, aku mungkin mampu untuk tidak berhasil, tapi orang-orang yang kucintai seharusnya tidak menderita. Bagiku hanya ada dua pilihan, berhasil atau akan berhasil (sedang mencoba).

Tidak ada hal lain yang seadil waktu bagi semua orang. Kita tidak diberi semenit lebih atau kurang dari orang lain. Beberapa menghargainya lebih dari yang lain dan mendapatkan manfaatnya. Kenapa aku tidak? Dan bila aku belum menghargainya di masa lalu, tidak terlambat bagiku untuk memulai sekarang. Tidak semua hal berhasil pada saat percobaan yang pertama. Yang perlu dilakukan adalah mencoba lagi.

Tuesday, March 13, 2007

Let him do something

Di milis yang jarang kuperhatikan, ternyata baru-baru ini mereka sangat antusias untuk memojokkan seseorang yang dianggap 'nyeleneh', keluar dari dogma yang ada yang mengklaim dirinya sebagai sesuatu yang baru. Kuperhatikan tulisannya sangat provokatif dan berani. Kuperhatikan juga, yang menyanggahnya adalah kaum yang sangat dihormati di 'dunia lama', kumpulan orang-orang yang sangat kokoh berdiri di keahlian mereka masing-masing. Dan si 'orang baru' ini dengan beraninya melawan mereka satu persatu, berulang-ulang, hanya untuk menyatakan bahwa dirinya adalah sesuatu yang baru.

Kelanjutan dari thread itu sangat malas untuk kuikuti, karena isinya hanya tanggapan dari yang lain mengenai pendapat kaum yang dihormati itu sendiri. Aku menjadi hilang keinginan untuk membacanya, karena mereka sama sekali tidak membiarkan si orang baru ini untuk melanjutkan kalimatnya. Setelah beberapa minggu aku baru mampu untuk merangkum pendapatku terhadap situasi ini.

Kenapa tidak dibiarkan saja orang itu melakukan apa yang diinginkannya? Biarkan saja dia mencoba, toh dia punya keberanian untuk mencoba. Yang gagal dia, yang berhasil dia, yang sakit dia. Lead, follow or get out of the way.

Monday, March 12, 2007

Prettiest Thing

Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Aku hanya bisa melihatnya sebentar saja, lalu nanti di waktu yang lama. Itupun hanya sebentar, lalu nanti lagi. Kita tidak sering bertemu, dan kita jarang bertegur. Aku hanya melihatnya saja, lalu lalang dari kejauhan, atau terlintas ketika aku melewati bagian pasar itu, pasar daging. Aku jarang melihat matanya, karena dia sedang membantai tulang, atau mengiris potongan tertentu, dan aku hanya menghantarkan minuman atau makanan ke kios tertentu. Melewatinya.

Tapi aku melihat garis itu di mukanya. Garis yang jelas di mukanya. Garis yang menghapus senyum di mukanya, menghilangkan binar harapan dari matanya. Kuperhatikan berkali-kali, garis itu tetap ada. Garis yang halus, namun jelas dan nyata. Garis yang dibentuk berkali-kali. Garis yang tidak bisa dihapus.

Tak ada yang bisa kukatakan untuknya, karena aku tidak bisa berkata-kata padanya.

Aku melihat ke atas, aku merasa terbang ke langit, menembus awan dan mencapai kejauhan dalam hitungan kedipan mata. Aku menutup mataku, aku tinggal merasakan waktu tertentu, dan ketika kuniatkan, aku sudah menembus waktu, mencapai kediaman yang telah kulewati atau belum kucapai. Tapi aku tidak bisa memutar langkahku 60 derjat ke kanan dan menyapanya. Tidak, karena batas ini lebih tebal dari ruang dan waktu.

Aku melihat di matanya, sesuatu telah membuatnya menyalahkan dirinya sendiri untuk kekecewaannya.

Aku menutup mataku, berdoa dengan setulus hatiku. Biarkanlah seorang pahlawan datang untuknya, mengatakan bahwa itu semua bukan salahnya, bahwa semuanya akan baik-baik saja, untuk tidak berhenti berharap. Aku berdoa pahlawan itu akan menghapus semua tumpukan garis itu untuknya. Untuk semua orang yang kulihat memiliki garis itu. Kudoakan pahlawan bagi mereka semua. Agar mereka sadar akan kelebihan mereka, akan keindahan mereka.

Hatiku menjadi lebih baik dengan doaku. Kuperhatikan mukanya. Apakah garis itu sudah hilang?

Tidak, masih ada.

Mungkin besok pahlawan itu akan datang. Kan doa tidak langsung dikabulkan, harus melalui proses dulu, disortir, diperhatikan signifikansinya…

Entah apa lagi alasanku untuk hal itu.


 

*As written on Indira.

The Nearness of You

"Its not the pale moon that excites me That thrills and delights me, oh no Its just the nearness of you

It isn't your sweet conversation That brings this sensation, oh no Its just the nearness of you

When you're in my arms and I feel you so close to me All my wildest dreams come true

I need no soft lights to enchant me If you'll only grant me the right To hold you ever so tight And to feel in the night the nearness of you"

Aku sedang tergila-gila dengan Norah Jones, lagunya yang tidak terlalu mengambil perhatian (noise music) bisa menemaniku belajar untuk beberapa hari ini, cramming untuk sertifikasi yang jauh sekali dari apa yang kupelajari.

Kenapa MM? Kenapa finance? Investment? Pertanyaan itu seperti tidak ada habis-habisnya. Kupikir selama ini aku hanya berlari dari (menghindari) hal-hal yang tidak kusuka, lalu aku akan bertemu dengan sesuatu yang kusuka. Tapi apa yang kutemukan dibalik halaman-halaman ini seperti sesuatu yang kulupakan di kehidupan sebelumnya, seperti sesuatu yang kulupakan karena ketiduran. Aku mengenal hal-hal ini di kehidupanku sebelumnya. Apakah aku ditarik/menuju ke area ini secara tidak sadar? Financial behavior? Decision making under risk? Kedengarannya seperti alasan saja untuk tetap menginjakkan kaki di ilmu ini. Apalagi akhir minggu ini aku harus lebih fokus di area ini, untuk sebuah pengakuan sertifikasi.

Dan masih.. hehehe.. tidak ada pekerjaan. Dedet itu sabar atau gila ya?

Wednesday, March 07, 2007