Thursday, May 11, 2006

Menjadi perempuan

Menjadi Perempuan
Teddy Budiwan
05/11/05 12:12:53
Kenapa menjadi perempuan itu lebih berat? Perempuan menstruasi, harus mengalami sakit sekali sebulan. Perempuan hamil, membawa dan memberi makan anaknya sembilan bulan lamanya. Melahirkannya, perempuan bermain diantara hidup dan mati, terluka badannya. Setelah melahirkan, perempuan harus menyusui anaknya, siap kapanpun diinginkan. Ketergantungan anak kecil pada ibunya jauh melebihi pada ayahnya.
Perempuan bangun lebih dahulu dari lelaki. Perempuan tidur setelah lelaki. Perempuan lebih capek dari lelaki, perempuan memikirkan lebih banyak hal dari lelaki, perempuan mengurus dirinya dengan usaha yang lebih tinggi dari lelaki.
Lelaki, melihat ini, menjadi ingin mengurangi beban perempuan. Ia ingin perempuan hanya bersenang-senang, hanya mengkonsumsi saja. Lelaki menjadi bergairah untuk berusaha, lelaki menjadi termotivasi. Anak kecil pada lelaki tersingkirkan, karena ada kata baru di kamusnya, “Prioritas.” Lelaki mendahulukan kepentingan perempuan dan anaknya.
Lelaki melihat dirinya sendiri. Tidak puas pada dirinya, ia ingin yang lebih baik pada anaknya. Ia memacu anak kecil yang tidak mengerti apa-apa. Anak marah karena disinggung masa kecilnya. Anak tidak sabar ingin pergi dari rumah.
Perempuan melihat rumah yang sepi, menjadi sedih. Perempuan menjadi tua, lelaki menjadi muda. Perempuan dan lelaki menjadi sendiri dalam lamunan. Lelaki melihat perempuan bertanya kenapa perempuan sedih. Perempuan melihat lelaki bertanya kenapa terlalu memikirkan diri sendiri.
Kenapa menjadi perempuan itu lebih berat? Kehidupan berputar mengelilingi perempuan. Melihat perempuan, lelaki menjadi kagum, ingin membantunya. Lelaki ingin melindungi, lelaki ingin melakukan sesuatu untuk perempuan.
Kenapa menjadi perempuan itu lebih berat?

No comments: