Thursday, September 28, 2006

Evil prevail

Tidak ada yang dapat dilakukan seseorang untuk menghentikan kebencian banyak orang.

"They say that evil prevail when good men fail to act. What they ought to say is evil prevail."
Lord of War.

Sunday, September 17, 2006

Don't explain (2)

Ternyata cukup melelahkan juga membuat cerpen yang terakhir. Sambil menulis, aku tidak bisa menahan tangis karena terlalu terlarut di dalam karakter. Aku tidak menyangka akan menanggung beban mental sedemikian berat.

Don't explain

Don't explain
teddy budiwan
10:29 17-09-06

Udara bergerak lambat. Waktu bergerak lambat. Aku hampir tidak bisa bernafas di dalam lembabnya udara di sekitarku, aku bisa merasakan air beterbangan di dalam udara yang kuhirup.
Sudah telat, dan kau belum datang. Aku tidak bisa berpikir, aku tidak berani untuk mulai mengira di mana kau berada. Aku tidak ingin sampai ke kesimpulan yang tidak bisa kuterima sendiri.
Seharusnya kau sudah tiba di dalam waktu yang bisa kuterima di dalam genggamanku. Kita sudah sepakat, kau telah berjanji. Kau juga berjanji untuk akan menepati janjimu. Asuransi untuk kesepakatanku. Mana itu sekarang?
Aku tidak kesal, karena kesal adalah emosiku sepuluh jam yang lalu, dua tahun yang lalu, empat belas tahun lebih tepatnya. Empat tahun awalmu, aku tidak pernah menyia-nyiakan waktu kita berdua. Kau adalah putriku, dan istanaku kubuat mengelilingimu. Empat tahun awalmu. Lalu ketika kau sudah belajar untuk berdiri, kau hancurkan istanaku, duniaku, dan kau tidak pernah berhenti berlari. Aku hanya mampu untuk berhenti marah, mengurut dadaku dan belajar memaafkanmu. Itu memberikanku cukup waktu untuk melihat punggungmu ketika kau pergi dan kembali meninggalkanku.
Apa yang salah? Apa yang kulakukan padamu sehingga kau tidak pernah peduli lagi padaku. Aku memimpikanmu seumur hidupku, menunggumu separuh hidupku untuk menemukan kekecewaan sebagai teman abadiku menunggumu. Menunggumu seperti malam ini. Dan ketika aku sudah hampir tidak mampu menahan kantukku, kau datang di gelap hanya untuk memperdengarkan bantingan pintumu, dengusan nafasmu melihatku, tatapan jijikmu melihatku dan usahamu untuk menepisku.
Tidak. Tidak usah kau habiskan waktu untuk mencari alasan kenapa kau tidak ada di siang dan malamku. Kaulah kesayanganku dan penderitaan hidupku. Tegaklah kau di sana bagai lima menit, puaskanlah dahaga hidupku untuk bersamamu sebentar saja. Aku tidak akan mengganggumu, tunggulah di sana barang dua tiga menit saja, biar kurasakan leganya ruang ini dengan kau di dekatku. Biar kurasakan hidupku lengkap walau untuk sementara. Satu menit lagi saja. Kemudian larilah kau ke kamarmu, dengan petir yang menggelegar dari kakimu dan ujung lenganmu membanting pintu.
Nafasku tidak akan lama. Separuh hidupku telah hilang ketika kau menghembuskan nafas pertamamu di dunia ini. Kaulah separuh lagi hidupku, sisa jiwaku bergantung padamu. Dua tiga menit bersamamu adalah waktu yang berharga bagiku, cukup berharga untuk kutunggu selama hidupku, karena kaulah satu-satunya yang kumiliki darinya, kaulah kebahagian kami.
Tanahku masih basah. Aku tidak tahu apakah itu karena bumi atau airmatamu. Kulihat kau bersama dua permataku, disamping kesatriamu. Kalian tampak indah, sayangku. Tanganmu seperti menggapai-gapai ke arahku. Mencari-cariku. Tangismu menyayat hatiku. Kenapa kau taburkan ini untukku, sayang? Kau menangis seperti ini hanya ketika jari kakimu masih terlalu kecil untuk kuteliti satu-persatu. Kenapa kau tidak mengikhlaskanku? Biarkanlah aku pergi menemui cintaku, pujaan hatiku yang telah mempersembahkan nyawanya untukmu. Selesai tugasku di sini, mempersembahkanmu keluarga yang dapat kau sayangi, kau puja, seperti aku menyembahmu dan menyayangimu sepenuh hatiku, sepanjang hidupku. Aku akan terbang menemui kekasihku, menemuinya seperti janji kami dulu, setelah penat hidup ini kulalui. Aku ingin hakku, aku ingin hidupku penuh kembali. Aku ingin menemui kekasihku kembali. Tak usahlah kau menangis, kami akan tetap memperhatikanmu dari jauh. Sayangku padamu.

Saturday, September 16, 2006

That's all

That's All Lyrics
Artist(Band):Nat King Cole
Review The Song (1) Print the Lyrics


That's All Lyrics


(Alan Brandt, Bob Haymes)

I can only give you love that lasts forever
And a promise to be near each time you call,
And the only heart I own
For you and you alone,
That's all, that's all.


I can only give you country walks in springtime
And a hand to hold when leaves begin to fall,
And a love whose burning light
Will warm the winter night,
That's all, that's all.


There are those, I am sure, that have told you
They would give you the world for a toy.
All I have are these arms to enfold you
------------------------------------
And a love even time can't destroy
-------------------------------------

If you're wondering what I'm asking in return, dear,
You'll be glad to know that my demands are small.
Say it's me that you'll adore
For now and ever more,
That's all, that's all.

Friday, September 08, 2006

Rating bukanlah hal yang penting untuk menarik investasi.

Rating investasi Indonesia yang turun dianggap bukan masalah bagi menteri perekonomian. Mungkin benar kalau investasi yang dimaksud berasal dari rekening yang tadi.

Kurang duit?

The Investor Group:
Artikel ini mengungkapkan sejumlah uang yang ditemukan dari rekening pejabat. Menarik.

Wednesday, September 06, 2006

This little piece of..

Putting the speaker in your ear is not enough, you have to cover the hole space in you ear, leave no air out and pump it all with 100% juice!! Dangerous for bikers and moving people. You have to stay still when using this contraption. Use with caution to your hearing and balance health.
*don't forget to plug it in to one of those black and orange bulky thing that produce the music. You can call people too, but who uses them to call people? You want to ignore people. Posted by Picasa

Monday, September 04, 2006

Si Imut

Gemes ngeliatnya. Posted by Picasa

Kangen

Mendengarkan lagu wild horses, aku kangen Dedetku.

Wild horses

Rolling Stones, sang by alicia keys


Childhood living is easy to do
The things you wanted I bought them for you
Graceless lady you know who I am
You know I cant let you slide through my hands

Wild horses couldnt drag me away
Wild, wild horses, couldnt drag me away

I watched you suffer a dull aching pain
Now you decided to show me the same
No sweeping exits or offstage lines
Could make me feel bitter or treat you unkind

Wild horses couldnt drag me away
Wild, wild horses, couldnt drag me away

I know I dreamed you a sin and a lie
I have my freedom but I dont have much time
Faith has been broken, tears must be cried
Lets do some living after we die

Wild horses couldnt drag me away
Wild, wild horses, well ride them some day

Wild horses couldnt drag me away
Wild, wild horses, well ride them some day

Seribu Tahun

Seribu Tahun
Teddy Budiwan


Rasanya sangat hampa ketika sesuatu menimpa dadaku. Di manakah aku sekarang ini? Kemanakah diriku telah pergi selama ini? Kenapa tak satupun kata-kata muncul dari mulut ini, ketika tiba waktunya aku harus membuktikan sesuatu di depan orang lain?

“Aku harus pergi,” bukanlah pilihan kalimat yang bagus. Aku perlu berada di sini dan menyelesaikan hal ini, seperti dia butuh untuk berada di sini dan menyelesaikan hal ini.

Diam. Sangat biasa, untuk dia.

Aku ngantuk

“Aku ngantuk,” juga bukanlah pilihan yang bagus.

“Jadi gimana?” Itu adalah pilihan yang bagus. Jeleknya, itu datang dari mulutnya, bukan pilihanku. Aku tidak punya banyak waktu untuk merutuk, waktuku benar-benar sempit, inilah saatnya, atau tidak sama sekali.

Tidak sama sekali, jelek sekali kedengarannya. Itu bukan main-main, tidak sama sekali itu benar-benar jelek sekali kedengarannya. Itu sama saja dengan menutup kemungkinan untuk aku memilih tidak, karena titel yang ada di tidak adalah ‘tidak sama sekali’. Itu menegasikan pilihanku untuk merubah pikiran secara permanen.

Itu bukanlah pilihan, itu pemaksaan.

Dan aku terlalu terlarut dengan pikiranku sendiri, ketika dia mulai menghilang. Waktu selanjutnya terisi dengan aku terlalu terpana dengan berlalunya waktu, dan panik karena dia mulai menghilang.

Ketika hanya tinggal sebayangan kepalanya yang jelas, aku berpikir, apakah harus kukatakan.

Bayangannya tidak jelas, yang jelas hanyalah dua tetes air mata yang jatuh. Aku telah terlambat lagi.

Dia pasti kecewa. Ya, aku tahu. Aku, si underachiever, telah beraksi kembali. Bodohnya aku.

Kembali lagi nih, mengisi seribu tahun dengan merutuk dan mengandai-andai-bagaimana-seandainya-iya.

Aku membalikkan badan, menyesal, tapi melangkah dengan cepat.

Aku tidak melihat sebentar tangannya menjadi jelas, dan wajahnya menjadi jelas, memelas, menggapai ke arahku. Sayang, suaranya tidak terdengar. Sebentar saja, bayangannya menjadi jelas, lalu menghilang. Sayang sekali, padahal itu adalah pertanda yang jelas kalau dia juga menginginkannya.

Sayang, aku tidak melihatnya. Aku terlalu sibuk memulai seribut tahun penyesalanku.





Bodohnya penyesalan – Jumat, 07 Desember 2001