Sunday, July 25, 2004

Ketika Peluru Meluncur

Ketika Peluru Meluncur

teddy budiwan
feb 22, 2004 22:25


Sebuah peluru yang meluncur dapat dipersepsikan lebih dari satu arah. Bagi satu sudut pandang, rentang waktu antara pelatuk memukul pantat peluru hingga peluru tercampakkan ke sasaran amatlah cepat. Tidak ada waktu untuk menutup mata, tidak ada waktu bagi syaraf-syaraf untuk melaporkan rasa sakit ketika peluru menembus kulitmu. Tetap tidak ada rasa sakit ketika kau memegang dadamu, dengan tangan bersimbah darah. Kau tidak akan tahu apa yang terjadi, ketika rasa sakit itu datang, kau sudah terburu pusing, kekurangan darah, kekurangan tenaga untuk memompa sisa darahmu, terlalu banyak cairan menutupi paru-parumu. Kau sudah salah langkah, dan tidak ada cara untuk menutupi kesalahanmu. Kau telah mengambil langkahmu, dan kini rajamu harus membayar akibatnya dengan langkah skak mati. Kau telah sampai di gang buntu.Di sudut pandang yang satu lagi, ketika pelatuk menghantam peluru, seluruh dunia berhenti. Air berhenti mengalir, udara berhenti di dalam badanmu. Kau tidak punya waktu untuk menarik nafas, namun kau punya waktu untuk melihat seluruh hidupmu melintas di depanmu, seperti tayangan film. Kau punya waktu yang lebih dari cukup untuk menimang-nimang, apa yang telah kau lakukan, apa yang kau putuskan, apa yang kau hadapi kini, dan mengapa peluru itu akan menghabisimu.  Mugkin saja peluru itu akan tetap menghabisimu, namun kau akan punya banyak waktu untuk menutup matamu, menghapus bersih semua keraguan di dalam hatimu, menerima keadaanmu sekarang, dan bahkan mungkin berterima kasih pada peluru karena memberikanmu sebuah pencerahan. Sebuah ketenangan hati.


No comments: